Program
Makan Bersama Anak Asuh Stunting di Aula Puskesmas Jatisawit
Pada
hari Kamis Tanggal 6 Juni 2024
Stunting merupakan kondisi gagal
pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam
waktu yang lama. Sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan
memiliki keterlambatan dalam berpikir. Kekurangan gizi dalam waktu lama itu
terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari
Pertama Kelahiran).
Stunting adalah kondisi ketika balita memiliki tinggi badan dibawah
rata-rata. Hal ini diakibatkan asupan gizi yang diberikan, dalam waktu yang
panjang, tidak sesuai dengan kebutuhan. Stunting berpotensi memperlambat
perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental,
rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti
diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Pencegahan
stunting dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil. Ibu
hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet
zat besi atau Fe) dan terpantau kesehatannya. Namun, kepatuhan ibu hamil untuk
meminum tablet tambah darah hanya 33 %. Padahal mereka harus minimal
mengkonsumsi 90 tablet selama kehamilan.
2. ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6
bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu
merupakan upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan
pertumbuhan.
4. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas
sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. Sanitasi dan kebersihan untuk
pertumbuhan anak yang sempurna intervensi gizi saja belum cukup untuk mengatasi
masalah stunting. Faktor sanitasi dan kebersihan lingkungan berpengaruh pula
untuk kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang anak, karena anak usia di bawah
dua tahun rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit.
5. Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan pun
memicu gangguan saluran pencernaan, yang membuat energi untuk pertumbuhan
teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi. Sebuah riset menemukan
bahwa semakin sering seorang anak menderita diare, maka semakin besar pula
ancaman stunting untuknya. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa terdapat
pengaruh stunting terhadap perkembangan kognitif dan prestasi belajar anak yang
dapat menurunkan produktivitas kerja sehingga pada akhirnya dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan di suatu negara. Pada kondisi
stunting dapat terjadi gangguan pada proses pematangan neuron otak serta
perubahan struktur dan fungsi otak yang dapat menyebabkan kerusakan permanen
pada perkembangan kognitif. Kondisi ini menyebabkan kemampuan berpikir dan
belajar anak terganggu dan pada akhirnya menurunkan tingkat kehadiran dan
prestasi belajar. Oleh karena itu pengetahuan dan pemahaman mengenai pencegahan
stunting melalui edukasi kesehatan sangat penting dalam upaya mencegah
terjadinya stunting di masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar