DI DESA KALIMATI KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN INDRAMAYU JAWA BARAT
Balita merupakan calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (Kemenkes, 2017).
Kejadian balita pendek atau stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita didunia saatini.Indonesia juga masih menghadapi permasalahan gizi yang sama dan berdampa kseriusterhadap kualitas sumber dayamanusia (SDM).Permasalahangizi yang dimaksud anatara lain kegagalanpertumbuhan pada awal kehidupan seperti Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),stunting,Wasting(GiziBuruk) yang akan berdampak pada pertumbuhan selanjutnya. Balita stunting dimasa yang akandatang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal ( Kemenkes,2016; Primasari,2017).
Kekurangan gzi pada balita berdasar kan indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) meliputi kategori sangat pendek dan pendek. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa persentase sangat pendek pada balita usia 0-23 bulan (baduta) di Indonesia adalah 12,8%, sedangkan persentase pendek adalah 17,1%. Pada balita usia 0-59 bulan, persentase sangat pendek adalah 11,5%, sedangkan persentase pendek adalah 19,3%. Berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4% (Kemenkes, 2018, 2020; SSGI, 2022). Salah satu strategi pemerintah dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 untuk menurunkan angka stunting adalah perbai kan pola asuh. Salah satu
bentuk penerapan strategi perbaikan pola asuh adalah penerapan kelas ibu balita di UPTD puskesmas
Jatisawit merupakan Program Prioritas dalam Upaya Pencegahan Stunting di
wilayah Kerja Puskesmas Jatisawit .

Tidak ada komentar:
Posting Komentar